26.8.11

puisi buat mu.

di saat malam mula merangkak tiba,
ku tatap kening Sungai Kerian,
pernah menjadi saksi saat aku melamar dikau,
betapa melankoliknya oligasi cinta kita berdua.

tiba-tiba,
wajah mu tersinar pada cermin keruh air.

Nostalgia yang kita ukir bersama bertaut seperti kiambang,
aku rasakan lautan derita memenuhi jiwa.

mengapa bisa terjadi perpisahan ini,
di saat aku terkapai-kapai memerlukan mu,

oh sayang, benar tuhan menyanyangi mu.
maut mu lekas ditarik sebelum aku.
putera kita kini digendong aku berseorangan.

rindu padamu takkan pernah henti.
kerna tuhan jadikan kau untuk aku.

- tammat -